Jayapura, dpr-papua.go.id – Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw,SE menghadiri Ibadah Syukur Hari Pekabaran Injil (HPI) Ke-169 Tahun di Tanah Papua, yang dilaksanakan di GOR Cenderawasih Jayapura, Senin (05/02/2024)
Dalam tema “Injil Membawa Damai dari Papua ke Semua Umat (Mathius 28:19-20)”, acara ini juga dihadiri oleh Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri, S.I.K, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan, M. Han, Wakapolda Papua Brigjen Pol Petrus Patrige Rudolf Renwarin, S.H., M.Si, Ketua Dewan Kehormatan MRP Papua Dorince Mehue, S.E, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Uskup Jayapura Mgr.Dr.Yanuarius Teofilus Matopai You.dalam khotbahnya meminta untuk hentikan kekerasan di tanah Papua apapun bentuknya.Pasalnya, kekesan tidak akan menyelesaikan masalah,” Stop.kekerasan, karena kekerasan tidak menyelesaikan. Stop kekerasan dalam keluarga, stop kekerasan antar kelompok, antar suku dan agama, stop.kekerasan antara orang Papua fsn kelompok Nusantara, stop kekerasan antara TNI/Polri dan TPNPB fsn stop bunuh membunuh,” Tegas Uskup Jayapura yang juga Ketua Umum PGGP, dalam Ibadah Syukur dan KKR Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-169 di GOR Crnderawasih, Senin, (5/02/2024)
Dalam.Khotabhnya, uskup mengaku prihatin dengan ketidaknyamana hidup di Papua bagi orang Papua maupun juga Non Papua.Hal ini dikarenakan terjadi komflik horizontal dsn vertikal dari dulu sampai sekarang,” Kenyataan hari ini, banyak orang Papua menjadi pengungsi diatas tanah leluhur mereka.Lebih sadis lagi, banyak orang Papua dibunuh seperti binatang.Tapi saya juga mengaku orang Non Papua juga hidup tidak aman di Papua,” Tegasnya.
Menurut Uskup, kekerasan bukan hanya dirasakan oleh masyarakat asli Papua saja, melainkan sejumlah orang Non Papua juga terus dibunuh seperti binatang, ” Rupanya manusia tidak ada harga, seperti binatang.Padahal manusia punya martabat yang tinggi yang diciptakan oleh Allah,” Ucapnya.
Dikatakan Uskup, Injil membawa kedamaian, sehingga itu sudah sepatutnya sesama manusia saling mengasihi dan menyangi juga terus mewartakan injil untuk menjadi pembawa damai,” Jika kita ingin hidup damai maka kita harus saling mengasihi satu sama lain,mengasihi kepada
siapapun tanpa mengenal perbedaan antara sesama anak manusia,”Ucapnya
Selain itu juga, Uskup ingatkan stop kebiasan mabuk, sebab banyak orang Papua yang meninggal dunia lantaran minuman keras,” Stop kebiasaan mabuk, banyak orang Papua mati karena mabuk.Kalau mau hidup dalam damai berhenti dengan kebiasaan ini,” Tegasnya.
Sementara terkait kondisi keamanan Papua saat ini, Uskup mengingatkan pentingnya dialog antara Pemerintah Pusat dan rakyat Papua sebagai sarana komunikasi menuju perdamaian, ” Kenapa musti takut dengan dialog, orang Papua berbicara dan kesempatan untuk didengar guna terciptanya kedamaian,” Ucapnya.
Pada kesempatan ini juga, Uskup mengingatkan masyarakat Papua untuk stop jual tanah,tapi mengolah tanah yang dimilikinya agar bisa dimanfaatkan dengan baik,” Ada catatan boleh menjual tanah untuk kepentingan umum, misalnya untuk pembangunan.Namun harus ada kesepakatan agar tidsk menjadi persoalan dikemudian hari,” Tutupnya
Sementara itu, Ketua Umum PGPI Papua Pdt. Metusallah P.A Maury. S.Th, selaku ketua Panitia, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Forkopimda, aparat keamanan, dan masyarakat yang turut hadir dalam perayaan Hari Pekabaran Injil ke-169 di tanah Papua, “Kami merindukan kehadiran Tuhan bagi umat beragama, karena selama ini kami mendapat semua dari Tuhan sendiri,” ungkapnya.
Pdt. Metusallah juga menekankan bahwa penyelenggaraan acara ini berhasil berkat dukungan luar biasa dari Tuhan Yesus Kristus serta kerjasama yang baik dari seluruh tim yang terlibat,“Dalam menyongsong Hari Pekabaran Injil ke-169 tahun, beberapa lomba telah dilaksanakan meskipun tidak semua dapat terlaksana karena beberapa kendala yang ada, namun ini semua merupakan kehendak Tuhan yang mana harus kita syukuri,” tambahnya.
Acara ini merupakan hasil kerjasama antara Persekutuan Gereja-gereja Papua (PGGP), aparat TNI/Polri, Pemerintah Provinsi Papua, dan instansi terkait lainnya, yang bertujuan sebagai wadah pengucapan syukur sekaligus mengarahkan fokus masyarakat pada nilai-nilai keagamaan untuk menciptakan iklim pemilu yang aman dan kondusif.
(AW/LS/Tim Humas DPRP)