Jayapura – Guna menindaklanjuti Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan tentang Percepatan Penyesuaian APBD Tahun 2020 dalam rangka penanganan COVID-19 maka Badan Anggaran DPRP melaksanakan Rapat Dengar Pendapat dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Papua pada Senin, (08/06/2020), di Hotel Aston Jayapura.
Ketua DPRP Jhony Banua Rouw, SE mengatakan bahwa guna memastikan langkah – langkah apa saja yang sudah dilakukan pihak Eksekutif dalam menindaklanjuti SKB Mendagri dan Menkeu terkait penyesuaian APBD Tahun Anggaran 2020,” Kita ingin mengetahui sejauhmana langkah yang sudah dilakukan TAPD dalam melakukan perubahan atau penyesuaian APBD 2020 dalam penanganan Covid-19,” Ujar Banua ketika membuka kegiatan RDP Badan Anggaran Dewan dan TAPD Provinsi Papua.
Lebih jauh dikatakan Banua bahwa jika merujuk pada SKB tersebut, Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk melakukan perubahan – perubahan Anggaran yang termuat dalam APBD namun harus ada laporan, ” SKB itu memberikan mandat kepada Pemerintah Daerah, namun disertai dengan laporan, pada bagian inilah DPRP dengan fungsi pengawasan berkewajiban mengawasi ketat proses perubahan Anggaran, dimana dari proses perubahan itu terdapat anggaran sebesar Rp. 1, 1 Trilyun yang nantinya akan dibahas dalam APBD Perubahan pada bulan juli mendatang, ” Ungkapnya. Bahkan lanjut Politisi Partai Nasdem, dalam rangka mendukung upaya penanggulangan dan pencegahan Covid-19 di Papua yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui Tim Satgas Covid-19 Papua, ” Kita DPR Papua tetap konsisten membantu Pemprov Papua menangani Covid-19 dengan memotong anggaran 49,8 persen atau lebih Rp 200 Miliar,” Beber Jhony Banua Rouw.
Dengan adanya pemangkasan anggaran dan bantuan anggaran yang cukup besar dari DPR Papua, Tim Satgas Covid-19 Papua bisa menggunakannya dengan baik. Untuk menangani 3 hal penting di masa pandemi Covid-19 yakni, kesehatan, jaringan sosial dan ekonomi,”Pemerintah provinsi harus melakukan dengan cepat sehingga penanganan Covid-19 bisa berjalan baik,” Pintanya. Meskipun sambung Jhony Banua Rouw, dalam upaya penanganan dan pencegahan Covid-19 masih banyak terdapat kekurangan,”Salah satu contohnya, minggu lalu hasil PCR yang positif perhari turun signifikan, tapi kami melihat turunnya hasil PCR yang positif bukan karena virusnya sudah tidak ada. Melainkan menurut kami turun karena reagen kurang,” tuturnya.
Oleh karena itu, Jhony Banua Rouw menilai, Dinas Kesehatan Provinsi Papua tidak melakukan fungsinya dengan baik dalam menyediakan reagen.
“Kita sudah tambah alat PCR yang tadinya 150 perhari menjadi 300. Buat apa tambah alat kalau reagen kurang. Kita pengen dengan anggaran cukup besar harus menjawab kebutuhan kita bukan untuk disimpan,” Pungkasnya.(AW/Tim Humas DPRP)