Jayapura – Tahapan Pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 mulai dilaksanakan.Khusus di Provinsi Papua terdapat 11 daerah/kabupaten, diantaranya , kabupaten Waropen, Supiori, Merauke, Yalimo, Boven Digoel, Asmat, Mamberamo Raya, Nabire, Keerom, Pegunungan Bintang dan Kabupaten Yahukimo yang akan melaksanakan Pilkada Serentak Tahun 2020.
Terkait dengan proses dan tahapan Pilkada Serentak Tahun 2020 ini, Anggota DPR Papua Boy Markus Dawir berharap para kandidat bakal calon kepala daerah bupati dan wakil bupati yang bakal maju adalah orang asli Papua,” Kita harapkan calon bupati dan wakil bupati pada Pilkada 2020 adalah putra terbaik Orang Asli Papua. Karenanya kepada masyarakat nusantara yang non Asli Papua bisa menghargai semangat yang sedang dibangun ini dan saya juga menghimbau kepada teman-teman nusantara untuk bisa menghargai hak kesulungan, sebagai bentuk penghormatan anak-anak asli Papua di 11 kabupaten yang akan bertarung dalam Pilkada 2020 nanti. Ini peluang untuk mereka memimpin negerinya sendiri,”Tegas Dawir kepada Humas DPRP, Senin,(18/11/2019).
Dikatakan Dawir bahwa sejalan dengan semangat yang dituangkan dalam revisi UU Nomor 21/2001 tentang Otsus menjadi Otsus Plus, dimana Gubernur dan Wakil, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota serta pimpinan DPRP diminta harus anak asli Papua, ” Sudah waktunya Anak Papua perlu berdiri mengawal pelaksanaan pembangunan di tempatnya. Selain itu hal positif lainnya adalah persoalan sosial kultur budaya bisa lebih dipahami dan akan membantu dalam proses penyelesaikan. Jadi semangat ini yang harus dikedepankan,” Ujarnya.
Lebih jauh diingatkan Dawir bahwa pada perhelatan Pilkada Serentak 2020, pihaknya meminta masyarakat nusantara agar bisa memberi ruang seluas – luasnya kepada anak negeri untuk bertarung dengan masyarakatnya sendiri mengingat hingga kini masih sulit anak Papua bisa memimpin di daerah lain, “Soalnya anak-anak Papua tidak mungkin bertarung dan maju dalam Pilkada dari daerah lain sehingga inilah ruangnya. Di Merauke kami lihat ada beberapa kandidat dari luar Papua yang akan maju dan kami pikir mari berikan peluang buat teman-teman disana dan menjunjung semboyan dimana bumi dipijak disitu langit harus dijunjung,” bebernya.
Ditambahkan BMD sapaan akrab Boy Markus Dawir, bahwa meski hal ini sedikit diskriminasi namun yang disampaikan adalah diskriminasi positif dimana memberi ruang kepada anak negeri untuk berbuat lebih. “Mari menerapkan ini. Beri kesempatan buat teman-teman asli Papua untuk memimpin negerinya sendiri. Mereka lebih paham sosial kultur dan jika ada persoalan kami yakin mereka lebih memahami dan tahu cara menyelesaikannya. Ini juga yang sedang kami perjuangkan hingga ke pusat,”Pungkasnya (AW/Tim Humas DPRP)