Jayapura – Fraksi Gerindra dalam Laporan Pandangan Umum Fraksi terhadap Rancangan APBD-Perubahan TA.2019 yang disampaikan oleh Ketua Fraksi Gerindra Radius Simbolon,SE.,MBA mengatakan bahwa empat pilar prioritas pembangunan daerah yang menjadi misi dari penyusunan RAPBD Perubahan TA.2019 yang dicanangkan pihak eksekutif meliputi peningkatan pembangunan manusia, peningkatan ekonomi daerah, peningkatan pelayanan umum dan peningkatan infrastruktur wilayah yang ditopang oleh anggaran sebesar Rp. 15 trilyun seharusnya akan memampukan semua pihak untuk mengatasi beberapa persoalan dasar yang meliputi pangan,papan dan sandang. Namun mencermati mekanisme distribusi anggaran yang direncanakan oleh pihak eksekutif yang menitikberatkan pada pembangunan fisik, terutama hal – hal yang berhubungan dengan PON XX 2020, kebutuhan rumah jabatan, kendaraan dan pakaian dinas,” Hal ini mengajak kita pada satu kenyataan lain yang perlu dicermati kembali mengenai empat prioritas pembangunan itu sendiri dengan mengajukan pertanyaan utama, bahwa sesungguhnya yang pertama ingin kita bangun di Papua saat ini apakah bangunan fisik ataukh manusianya?” Tegas Simbolon mengawali Laporan Pandangan Umum Fraksi Gerindra dalam Rapat Paripurna DPRP dalam rangka penyampaian Laporan Pandangan Umum terhadap RAPBD Perubahan Provinsi Papua Tahun Anggaran (TA) 2019 dalam Ruang Rapat Paripurna DPRP, Kamis (26/9/19) malam.
Dikatakan Simbolon, Postur Anggaran yang disusun oleh eksekutif saat ini sudah tepat jika prioritas pembangunan adalah fisik.Namun sepertinya perlu evaluasi menyeluruh jika aspek manusianya yang ingin dikuatkan. Kegagapan dalam menghadapi gelombang eksodus mahasiswa menjadi salah satu indikator kuat pembukti pernyataan tersebut. Penting diperhatikan , di Papua saat ini mahasiswa dan pemuda telah menjadi elemen utama penggerak berbagai aksi massa, bahkan kerusuhan yang meluluh lantahkan di Wamena.” Selain perspektif politik dan kebudayaan, mungkin penting untuk melihat fenomena berbagai gerakan yang dimotori oleh kaum muda ini sebagai bentuk protes atas ketidakpastian masa depan dalam pandangan mereka,” bebernya. Bahkan ketika pemerintah sibuk membangun berbagai bagunan fisik, sementara pembangunan manusia (generasi muda) dianggap cukup dengan pengalokasian dana beasiswa mahasiswa ke berbagai belahan dunia,” tanpa mulai memikirkan sangat banyak generasi muda Papua yang tidak dapat mengakses fasilitas tersebut akan cukup menjadi timnas bahan bakar bagi persoalan dimasa mendatang,” lanjut Simbolon.
Lebih jauh dikatakan Simbolon, menurut hemat Fraksi Gerindra, Pemprov Papua dapat mengalokasikan anggaran dan program khusus untuk menyiapkan anak – anak asli Papua dalam berbagai bidang pengetahuan agar kepastian masa depan bagi mereka mendapat garansi dari pemerintah,” Seharusnya setiap anak muda Papua yang telah menyelesaikan pendidikan baik setingkat SMA, apalagi Sarjana tak lagi harus menenteng MAP berisi Ijazah kemana-mana untuk melamar sebuah pekerjaan dikemudian hari,” ujarnya
Ditambah Simbolon, Harusnya potensi besar yang dikandung Bumi Papua makin memudahkan kita menyiapkan generasi muda kita agar mampu menghadapi masa depan.Mereka tidak lagi khawatir direbut kesempatannya oleh pihak lain,”Pemerintah telah menyiapkan safety net/jaring pengaman untuk itu. Saya kira jika ini mau kita lakukan maka dalam lima tahun yang akan datang, protes, cemburu, segregasi, asimilasi dalam Masyarakat Papua dengan sendirinya berangsur – angsur dapat dikurangi bahkan hilang sama sekali,” Pungkasnya (AW/Tim Humas DPRP)