JAYAPURA, Guna menjalin silaturahni, Ketua DPR Papua, DR.Yunus Wonda, SH MH menggelar acara Coffe Morning bersama Pasukan Brimob yang bertugas di Kantor DPR Papua, yang berlangsung di Gedung II DPR Papua, Kamis (19/9/19).
Yunus Wonda menjelaskan, jika acara coffee morning bersama pasukan Brimob yang bertugas di Kantor DPR Papua, merupakan bagian dari silaturahmi.
“Intinya hari ini coffe morning dengan mereka, itu bagian dari silaturahmi saya dengan mereka, karena mereka ada di kantor kami. Sehingga sebagai Ketua DPR, ya saya juga harus bisa duduk bersama-sama sambil ajak mereka coffee morning dengan saya dan sekaligus menjalin silaturahmi,” jelas Yunus Wonda, kepada Wartawan usai acara coffe morning di Gedung II Lantai 9, DPR Papua, Kamis (19/9/19) pagi tadi.
Dikatakan, acara tersebut sebenarnya sudah beberapa hari dijadwalkan untuk sekaligus menjalin silaturahmi dengan aparat yang sedang menjalankan tugas di Kantor DPR Papua.
“Ya, memang hari ini saya mengundang mereka untuk bertemu dengan saya sekaligus menjalin silaturahmi sambil berdiskusi. Saya lihat, ini harus kita bangun dengan semua orang agar keakraban tetap terjaga dan bangun kekeluargaan dengan anggota kita,” katanya.
Apalagi lanjut Yunus Wonda, mereka juga jauh dari keluarga, sehingga pihaknya juga menyampaikan kondisi riil di Papua.
Politikus Demokrat itu menuturkan, bahwa dari hasil diskusi itu, ternyata mereka ini rata-rata bukan orang baru ke Papua, sebelumnya juga mereka sudah pernah bertugas di Papua, bahkan sudah ada yang berulangkali menjalankan tugas di Papua. Ada yang dua kali, tiga kali mereka sudah pernah ke Papua.
“Mereka juga sudah ada yang pernah bertugas di Puncak Jaya, Puncak Papua, Wamena dan Tolikara. Jadi yang saya lihat, yang mereka kirim ini adalah mereka yang sudah pernah ada di Papua. Artinya, mereka sudah tahu budaya dan karakter orang Papua. Itu mereka sudah tahu,” ujar Wonda.
Namun, Ketua DPR Papua tetap mewanti-wanti bagi mereka yang belum bertugas di Papua, karena mereka belum tentu paham budaya dan karakter orang Papua.
“Tadi waktu diskusi dengan mereka, ada yang bilang pernah bertugas di Puncak Jaya, Puncak Papua, Tolikara dan Wamena, Paniai dan di beberapa kabupaten yang ada di Papua. Jadi para anggota ini yang sudah pernah menjalankan tugas di Papua, sehingga mereka dikirim lagi kesini,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Yunus Wonda meminta aparat keamanan yang ditugaskan ke Papua pasca terjadinya aksi unjuk rasa berujung rusuh di Kota Jayapura, untuk lebih humanis dalam menjalankan tugas.
“Jumlah aparat kita cukup banyak di Papua. Ini yang kita lihat banyaknya aparat kita, sebab ini juga tugas mereka yang ditugaskan oleh negara, untuk itu kita berharap pendekatan harus tetap humanis. Jadi pendekatan kepada masyarakat harus tetap humanis,” pintanya.
Apalagi, kata Yunus Wonda, personil Brimob yang ditugaskan ke Papua itu, mereka sudah pernah bertugas di Papua dan pastinya mereka sudah paham dengan Papua.
Diakui, dengan kehadiran aparat yang begitu banyak, di sisi lain pasti masyarakat masih ketakutan, karena hampir sebagian toko di pinggir-pinggir jalan atau ruko dan perkantoran, itu aparat keamanan cukup banyak dan itu membuat juga keresahan di masyarakat di Papua hari ini.
Kata Yunus Wonda, memang pihaknya tengah memikirkan terhadap aparat keamanan yang ditugaskan ke Papua itu, namun mereka ini juga tengah menjalankan tugas negara.
“Tapi ini kan mereka menjalankan tugas negara, yang memang kita tidak bisa halangi atau menolak mereka, Sebab mereka hadir disini karena tugas negara.Tapi bagaimana selama mereka hadir, mereka memberikan kenyamanan dan rasa aman. Jadi menghindar dari ketakutan,” pesan Yunus Wonda kepada seluruh aparat yang ditugaskan ke Papua.
Ia menuturkan, jika pihaknya memang melihat di jalan-jalan mereka harus memegang senjata dengan posisinya bukan digantung tapi rata-rata ia melihat dalam posisi siaga.
“Jadi, ini juga harus hindari itu, karena kita sedang berhadapan dengan masyarakat. Jadi, saya pikir tidak harus posisi senjata seperti begitu. Silahkan digantung, mungkin dengan begitu akan sedikit membuat kenyamanan bagi masyarakat Papua. Tapi, jika kita jalan dengan posisi siaga, itu tidak memberikan jaminan keamanan, itu justru akan membuat masyarakat akan jadi takut,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya menyampaikan kepada Kapolda Papua dan Kapolri agar harus ada arahan kepada anggotanya agar kehadiran aparat itu benar-benar memberikan kenyamanan kepada masyarakat di Papua.
“Jadi hal seperti ini yang harus kita ciptakan. Saya tadi lihat dan mendengar banyak dari mereka, dimana mereka juga sebelumnya pernah mengabdi di Papua, saya pikir mereka sudah banyak belajar tentang karakter orang Papua,” ungkapnya.
Yang riskan itu, sambung legislator Papua ini, ketika ada yang sama sekali belum pernah ke Papua, karena dia tidak akan pernah tahu kondisi Papua seperti apa. (TIARA) REPORTASEPAPUA.COM