Jayapura, dpr-papua.go.id – Aspirasi Penolakan Pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Papua dan Papua Barat yang tengah di dorong oleh Pemerintah dan DPR RI melalui pembahasan RUU Pemekaran Papua dan Papua Barat menjadi beberapa Provinsi diantaranya Provinsi Papua Selatan, Provinsi Pegunungan Tengah Papua, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Tabi Saireri dan Papua Barat Daya terus dilakukan oleh elemen mahasiswa dan rakyat Papua dan Papua Barat. Bahkan aksi Penolakan Pembentukan DOB di Provinsi Papua telah memakan korban jiwa dimana dalam aksi Penolakan Pembentukan DOB di Kabupaten Yahukimo pada Selasa, (15/03/2022) yang berakhir ricuh dua orang dikabarkan tewas yakni Yakob Dell (30 Tahun) dan Esron Wipea (22) tahun. Sementara korban luka – luka diantaranya Itos Hitlay dan Luki Kobak mengalami luka tembak pada bagian kaki. Sedangkan korban dari pihak kepolisian adalah Briptu Muhammad Aldi yang terluka pada bagian kepala.
Pasca kejadian aksi demo penolakan DOB di Kabupaten Yahukimo yang berakhir ricuh dan menelan korban jiwa tersebut, Komisi I DPRP pada Jumat, (18/03/2022) kembali perwakilan Koalisi Mahasiswa asal Yahukimo se – Indonesia yang dikoordinir oleh Ketua Mahasiswa Yahukimo se-Kota Jayapura. Dihadapan Anggota Komisi I DPRP masing – masing Laurenzus Kadepa dan Elvis Tabuni, Ketua Mahasiswa Yahukimo se Jayapura, Yanis Sol membacakan pernyataan sikap yang meminta; segera mencabut kembali Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati dan Kapolres Yahukimo,“Kami mahasiswa – mahasiswi Yahukimo mendesak agar segera copot Kapolres Yahukimo dan adili pelaku penembakan massa aksi yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan 8 orang lainnya masih dalam keadaan kritis di Rumah Sakit Dekai,” kata Yanis Sol.
Selain itu, Mahasiswa Yahukimo dalam pernyataannya juga mendesak Polda Papua untuk segera menarik kembali pendropan militer di Yahukimo, Menolak Operasi Cartenz dan dan mendeklarasikan 15 Maret 2022 sebagai Hari Yahukimo Berdarah,“Kami mahasiswa Yahukimo dengan tegas mendesak kepada Polres Yahukimo untuk tidak memburu penanggung jawab, korlap aksi serta masyarakat sewenang-wenang dan hentikan penangkapan dan penembakan liar di daerah Yahukimo,” tandasnya
Dikatakan Sol bahwa pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua merupakan upaya untuk memperluas dan memperpanjang kejahatan Negara terhadap rakyat Papua di seluruh pelosok tanah dan bangsa Papua, “Rakyat dan solidaritas Yahukimo yang sudah sadar mengelar aksi demo damai pada 15 Maret 2022 yang adalah bentuk protes terhadap segelintir orang yaitu elit – elit politik yang dipasang oleh pusat Negara, yang sewenang – wenang ingin melanjutkan Daerah Otonomi Baru (DOB), sehingga warga masyarakat Yahukimo menyatakan sikap untuk menolak,” Ujarnya
Lebih jauh dikatakan Sol bahwa sesuai UUD Tahun 1945 pasal 28 bagian e yang berbunyi menyampaikan pendapat di muka umum semua orang yang secara lisan dan tertulis sesuai konstitusi negara demokrasi, rakyat Yahukimo melakukan aksi demotrasi untuk menolak pemekaran daerah otonomi baru (DOB).Hanya saja, lanjut Yanis Sol, dalam aksi damai pada 15 Maret 2022 tersebut terjadi bentrokan antara massa aksi dengan pihak keamanan yang dikawal ketat dan diarahkan oleh Kapolres Yahukimo sehingga menewaskan 2 orang warga dan 8 lainnya masih dalam kritis di rumah sakit Dekai,“Maka kami Mahasiswa sebagai agen kontrol sosial sangat prihatin sedalam-dalamnya atas dugaan tindakan kejahatan yang dilakukan oleh oknum TNI/Polri secara sewenang-wenang yang melenyapkan atau menewaskan nyawa rakyat Yahukimo, dalam aksi damai pada 15 Maret 2022,”Tutupnya
Sementara itu, menanggapi aspirasi yang disampaikan perwakilan Koalisi Mahasiswa Yahukimo se- Indonesia tersebut, Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa mengatakan, pihaknya telah menerima aspirasi dari mahasiswa Yahukimo tersebut. “Kami Komisi I DPR Papua sudah menerima aspirasi Mahasiswa Yahukimo dan juga aspirasi terkait situasi di Yahukimo dan tentunya sesuai mekanisme yang ada DPRP, aspirasi ini akan sampaikan kepada Pimpinan DPRP untuk ditindaklanjuti,” Tegas Kadepa kepada Humas DPRP, Jumat, (18/03/2022). Ditambahkan Kadepa, bahwa dirinya prihatin dengan kejadian aksi demo Penolakan DOB di Yahukimo yang berakhir ricuh dan telah memakan korban jiwa, “ Kami prihatin dan kaget kejadian di Yahukimo dimana demo penolakan DOB berakhir ricuh dan mengakibatkan dua orang tewas dan beberapa orang terluka itu,baik dari masyarakat maupun aparat. Kami harap para oknum pelaku diberikan tindakan seadil-adilnya, agar memberikan keadilan bagi keluarga korban,”Pungkasnya (Anderson/Tim Humas DPRP)