Jayapura – Menindaklanjuti laporan masyarakat terkait melonjaknya harga komoditas pangan lokal seperti bawang merah,rica, telur , gula dan serta sejumlah komoditas pangan lainnya di tengah pandemi virus corona atau covid-19 maka Komisi II DPRP bersama Tim Satgas Pangan Daerah Provinsi Papua (terdiri dari Disperindagkop Provinsi Papua, Bulog, BI dan Polda Papua) melakukan inpeksi mendadak (sidak) ke Pasar Sentral Hamadi Kota Jayapura, Selasa,(07/04/2020).
Anggota Komisi II DPR Papua Mustakim HR mengatakan bahwa berdasarkan hasil Sidak dan pantauan dilapangan, memang komoditi telur kelihatannya langka sehingga dalam dua minggu ini menjadi keluhan masyarakat,“Tadi ada kenaikan harga yang signifikan yang selama ini hanya dijual berkisar Rp. 65.000/rak, tetapi yang kita lihat hari ini sudah melonjak ke harga Rp.85.000 sampai Rp.95.000. Bahkan tadi kami dengar sendiri dari masyarakat kalau ada pedagang yang jual dengan harga Rp.100.000/rak, demikian juga beberapa komoditi pangan lainnya,” Ungkapnya.
Menyikapi kenaikan sejumlah harga komoditi pangan tersebut, Politisi Partai Demokrat ini menghimbau kepada seluruh pedagang, baik distributor maupun pengecer, sebaiknya menjual dengan harga yang normal dan selayaknya,“Saat ini jangan mengambil kesempatan, jangan menari nari diatas penderitaan masyarakat kecil. Ini adalah bencana, ini adalah musibah secara global yang menimpa kita semua di seluruh dunia,”Pintanya.
Lebih jauh dikatakan Mustakim, untuk menjaga kestabilan harga pangan maka pihaknya meminta aparat kepolisian, untuk menindak tegas setiap oknum pedagang nakal yang mengambil kesempatan ini dengan pertama menimbun terlebih dahulu, lalu menaikkan harga setelah terjadi kelangkaan,“Kita melihat di daerah Jawa saja ada orang keluar berkeliaran itu pun ditangkap. Nah, pada saat ini kalau memang masih ada yang menjual komoditas melebihi dari harga normal, saya minta aparat kepolisian dan Tim Satgas harus ditindak tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Karena ini adalah musibah jangan mengambil kesempatan diatas penderitaan orang banyak. Jadi ada stok dan tidak ada stok sebaiknya jual lah dengan harga normal sebelum kalian mendapat tindakan tegas,”tekannya.
Sebab lanjut Mustakim, apabila satu jenis komoditas pangan naik maka itu akan mempengaruhi harga komoditas pangan lainnya,“Jadi semua komoditas, bukan hanya telur, bawang merah tapi juga cabe keriting dan lain-lainnya harus dijual dengan harga normal tidak boleh mencari keuntungan dengan memainkan harga. Ini memang memacu, karena kalau ada satu komoditas yang naik, maka akhirnya memicu yang lain ikut naik harganya,” sambungnya.
Ditambahkan Mustakim yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRP, dalam kondisi pandemi virus Corona saat ini dan adanya keterbatasan daya beli masyarakat maka harga komoditas pangan harus stabil. Karena orang semua dalam kesusahan, orang tidak bisa mencari dengan leluasa sementra kebutuhan-kebutuhan hidup harus terpenuhi, ” Hendaknya harga tetap stabil. Jangan permainkan harga jika tak ingin berbenturan dengan hukum. Kalau masih melampaui dari harga normalnya, maka kami minta aparat harus bertindak tegas tidak ada kompromi lagi jika temukan pedagang nakal. Demi stabilitas daerah kita harus ditindak tegas,” Pungkasnya.
Sementara itu Anggota Komisi II DPR Papua H.Darwis Massi, SE menyayangkan tindakan para pengecer dan distributor Telur yang dengan sengaja menaikan harga telur ditengah pandemi covid-19 ini. Apalagi kata Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Papua ini, kondisi ekonomi kita saat ini lagi melemah. Ditambah harga sembako dan barang kebutuhan lainnya juga pada naik, “Terutama telur dari Rp.65.000, jadi Rp.95.000, bahkan ada yang jual sampai Rp 100.000/rak. Inikan sangat tidak normal, ditambah lagi kenaikan beberapa harga bahan pokok,. Tentunya ini sangat meresahkan masyarakat khususnya masyarakat kecil yang ekonomi lemah,” Tegasnya
Menyikapi lonjakan harga sejumlah komoditas pangan tersebut, politisi PKS ini minta Tim Satgas Papua untuk
menindak tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku apabila ada oknum pengecer dan distributor yang sengaja mencari keuntungan besar di saat keadaan sulit seperti ini.Selain itu, pihaknya juga minta pemerintah dalam hal ini dinas terkait untuk terus memantau kondisi stok pangan hingga bulan Puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri,“Jangan sampai stok komoditas pangan kosong karena hal ini yang biasa memicu kenaikan harga. Apalagi ketika barang kurang di pasaran itu akan dimanfaatkan para pengecer dan distributor untuk berbuat nakal dengan menaikan harga yang tinggi dengan sesuka hatinya, “pintanya
Disinggung soal pembatasan operasi kapal laut milik PT. PELNI akibat pandemi virus corona yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kelangkaan komoditas pangan di Papua mengingat pelayanan cargo barang lewat kapal laut milik PT. PELNI juga kena imbas, menurut Massi pemerintah daerah perlu mencari solusi, “Untuk itu, pemerintah perlu pikirkan solusi lain. Artinya, pembatasan masuknya orang ke Papua itu sangat baik, tetapi tidak mengganggu alur distribusi barang yang masuk. Jadi perlu ada kebijakan khusus untuk kapal PT. PELNI bisa angkut barang tetapi tidak untuk orang, sehingga dapat mengoptimalkan kapal angkut cargo laut,” ujar Darwis.
Ditambahkan Darwis Massi, Komisi II DPRP akan terus memantau perkembangan fluktuasi harga komoditas pangan khususnya harga sembilan bahan pokok agar tetap stabil,”Kami akan bekerjasama dengan Tim Satgas Pangan juga dinas terkait. Tapi kami juga harus punya data base Agen distribusi agar kedepannya kami bisa pantau perkembangan harga,” Tutupnya
Sekedar diketahui, Anggota Komiis II DPRP yang melakukan Sidak ke Pasar Sentral Hamadi antara lain, Mustakim HR, H. Darwis Massi, SE, Orgenes Kaway, Petrus Magai dan Siti Susanti. (AW/Tim Humas DPRP)