Jayapura, dpr-papua.go.id – Ketua Kelompok Khusus DPR Papua, Jhon Gobai menggelar webinar Pengobatan Tradisional di Papua, yang berlangsung di Hotel Horison Padangbulan, Kota Jayapura, Jumat,(8/10/2021). Dalam webinar ini, menampilkan pembicara Dr. Drg. Yohanes Tebai, M.Kes mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Brechkerts Lieske A Tukayo, Ketua Jurusan Farmasi Poltekes Kemenkes, Agus Mahuze Tokoh Pemuda Suku Marind Marori Merauke, Made S, Akademisi Uncen/Penemu Obat dari Buah Merah) dan Prof Jim Paul Mamahit, PhD, Pemilik Lembaga Kursus Pengobatan Tradisional Husada Oriental.
Ketua Poksus DPR Papua, Jhon NR Gobai mengungkapkan jika Papua memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi, namun pemanfaatannya masih terbatas.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kajian terhadap jenis obat yang sudah dimanfaatkan oleh suku-suku di Papua. Padahal, keberadaan suku-suku di Papua telah memanfaatkan tumbuh-tumbuhan untuk untuk berbagai tujuan secara turun temurun bahkan telah mengadopsi pengetahuan dari luar.Menurut Muller (2005), orang Papua memanfaatkan 650 jenis tumbuhan, 134 famili dan 378 genera sebagai obat, bahan tali-temali, bahan membuat perahu, bahan ukiran dan bahan makanan.
Dikatakan, pemerintah telah mengatur dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam pasal 48 diatur bahwa salah satu penyelenggaraan upaya kesehatan adalah pelayanan kesehatan tradisional.“Karena di Papua masih belum maksimal. Sebagai Anggota DPR Papua, kami mengadakan kegiatan Dialog dan Koordinasi dalam bentuk Webinar bertema ‘Perlindungan dan Pengembangan Pengobatan Tradisional di Papua’,” kata Jhon Gobai.
Diakui, dalam webinar itu, semua pembicara menyarankan dilakukan identifikasi dan didokumentasikan tanaman obat di kampung – kampung dalam suku masing masing, kemudian dilakukan penelitian kandungan dari tanaman obat tersebut agar diperoleh data secara ilmiah apa saja kandungan zat – zat dalam tanaman atau binatang tersebut.“Semua pembicara juga mendorong agar Pemerintah mendorong adanya Rumah Obat atau klinik pengobatan Tradisional di Papua,” katanya.
Menutup kegiatan ini, John Gobai selaku penggagas kegiatan meminta agar hal ini harus dimulai dari yang kecil pasti nanti jadi besar terkait pemanfaatan obat tradisional tersebut di Papua.(AW/Tim Humas DPRP)