JAYAPURA, REPORTASEPAPUA.COM Guna menyikapi aksi Ja’far Umar Thalib (JUT) dan enam orang pengikutnya yang dianggap sangat mencoreng toleransi umat beragama di Papua, puluhan Ormas gabungan muslim di Papua atau Persatuan Umat Muslim Papua (PUMP) menggelar aksi demo damai di kantor DPR Papua, Selasa (5/3/19) siang.
Sebelumnya, aksi demo damai dilakukan oleh dominasi gereja-gereja yang ada di Kota Jayapura mendesak untuk segera mengeluarkan Panglima Laskar Jihad, Jafar Umar Talib (JUT) dari Tanah Papua di Kantor Gubernur Papua, Senin (4/3/19).
Pasalnya, kehadiran JUT serta para pengikutnya telah melakukan kekerasan fisik dan pengrusakan, sehingga ini dinilai sangat meresahkan masyarakat, terlebih terhadap salah satu warga yang ada di Koya Barat, Distrik Muara Tami, yang kini masih mengalami traumatik.
Dalam aksi demo damai itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua, KH. Saiful Islam Al-Payage dalam orasinya menegaskan, aksi yang kami lakukan hari ini (kemarin-red) bukan aksi demonstrasi tandingan, tetapi aksi ini murni dari kami Persatuan Umat Muslim yang ada di Tanah Papua, dan kami Persatuan Umat Muslim Papua sepakat akan menjaga Tanah Papua sebagai tanah yang diberkati.
Puluhan Ormas Muslim Papua ini, diterima oleh Anggota DPR Papua, Yonas Alfons Nussy dan Mustakim HR.
Setelah berorasi, PUMP menyampaikan pernyataan sikap yang dibacakan oleh Sayid Fadhal Alhamid yakni sebagai berikut, kejadian pengerusakan rumah warga di Koya Barat oleh Ja’far Umar Thalib beserta beberapa orang pengikutnya merupakan tindak Kriminal murni, dan bukan merupakan persoalan yang bertidensi pada unsur SARA yang dapat memecahkan toleransi umat beragama di Tanah Papua
Point kedua lanjut Alhamid, mendukung sepenuhnya upaya kepolisian daerah Papua untuk menegakkan hukum yang tegas terhadap pelaku kriminalitas serta mendesak kepada penegakan hukum lainnya untuk mengambil tindakan tegas dan terukur serta jangan ada intervensi hukum agar kedamaian dan keharmonisan sosial terjaga dengan baik.
Ketiga, bahwa pada tanggal 27 Desember 2015 Umat Islam Papua melalui MUI Papua bersama Ormas Islam lainnya telah meminta Gubernur Papua untuk tidak lagi membiarkan keberadaan Ja’far Umar Thalib di Papua.
“Keputusan ini diambil setelah Ormas Islam yang di fasilitasi MUI menggelar Tabayyun dengan Ja’far Umar Thalib di LPTQ di Kotaraja. Oleh karena itu kami meminta kepada pemerintah Provinsi Papua untuk segera mengembalikan Jafar Umar Thalib ke daerah asalnya sesuai hukum yang berlaku,” tegas Alhamid.
Selain itu, aksi demonstrasi yang dilakukan Persatuan Umat Islam Papua meminta agar segala bentuk individual atau kelompok yang menganjurkan atau pandangan radikal tidak boleh diberikan tempat sedikit pun di Papua, karena hal tersebut dapat menggangu kedamaian serta toleransi tanah Papua yang selama ini sudah terjaga baik suku, ras dan agama.
Setelah membacakan pernyataan sikap, kemudian langsung diberikan kepada Anggota DPR Papua dari Komisi I, Yonas Alfons Nussy dan Anggota Komisi II, Mustakim HR dihadapan puluhan Ormas Muslim Papua, dan mereka berharap pernyataan sikap tersebut segera ditindaklanjuti.
Menanggapi pernyataan sikap itu, Yonas Alfons Nussy mengatakan, pernyataan sikap yang sudah diberikan ini, kami serahkan ke pimpinan kami dan segera ditindaklanjuti untuk diperjuangkan dan di komunikasikan kepada pemerintah.
“Kami dari pihak DPR Papua memberikan apresiasi kepada PUMP yang sudah mengambil sikap atas kejadian yang terjadi di Koya Barat, beberapa waktu lalu,” ujar Nussy.
Sementara itu, Mustakim HR mengaku turut prihatin atas kejadian tersebut. Pasalnya hal ini sangat meresahkan masyarakat dan bisa berakibat fatal jika tidak cepat di tindaklanjuti.
“Saya seiman dengan saudara-saudara sekalian yang melakukan aksi demo damai hari ini, dan saya juga menolak JUT serta para pengikutnya dari Tanah Papua ini,” tandas Mustakim.
Untuk itu, kembali ia menegaskan, jika aspirasi yang sudah diberikan ini, pihaknya akan menindaklanjutinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, karena pihaknya Juga tidak ingin melihat mereka di atas ini.( Tiara)