Jayapura – Hasil Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Formasi Tahun 2018 dilingkungan Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang yang diumumkan pada tanggal 30 Juli 2020 mendapat sorotan dari Anggota DPRP asal Daerah Pemilihan (DAPIL) V yang meliputi Kabupaten Pegunungan Bintang,Yahukimo dan Yalimo.
Anggota DPRP Tarius Mul, S.Sos mengaku sangat kecewa dengan hasil pengumuman Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2018 di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Bintang.Pasalnya,dari hasil seleksi CPNS itu, anak-anak asli Pegunungan Bintang banyak yang tidak diterima dalam formasi CPNS tahun 2018 tersebut,“Pengumuman CPNS Pegunungan Bintang sangat – sangat tidak memuaskan,” tegas Tarius Mul kepada sumber Humas DPRP, Kamis,(30/07/2020)
Dikatakan Politisi Partai Demokrat Papua ini bahwa hasil Seleksi CPNS Formasi Tahun 2018 dilingkungan Pemkab Pegunungan Bintang ini merupakan tanggungjawab BKD Kabupaten Pegunungan Bintang,” Hasil ini sudah diatur BKD Kabupaten Pegunungan Bintang.Ini terbukti bahwa bukan kepentingan orang asli Pegunungan Bintang. Jangan dia semaunya, sudah dikasih jabatan. Jangan atur-atur di situ, tapi bekerja dengan hati di Pegunungan Bintang dengan memprioritaskan anak asli Pegunungan Bintang,” tegasnya.
Lebih jauh dikatakan Tarius Mul, jika melihat hasil seleksi CPNS formasi Tahun 2018 yang baru diumukan itu, justru anak-anak asli Pegunungan Bintang hanya sedikit saja yang lolos dalam seleksi tersebut.“Dari 316 kuota CPNS itu, anak Pegunungan Bintang yang diterima itu, hanya 122 orang saja. Selebihnya dari luar Pegunungan Bintang. Itu sama saja 20 persen anak Pegunungan Bintang, 80 persen pendatang, berarti ini terbalik, mestinya lebih memprioritaskan anak Pegunungan Bintang,” ungkapnya.
Bahkan, politisi dari Partai Demokrat ini, sangat menyayangkan hal itu. Apalagi, ada anak-anak asli Pegunungan Bintang yang mendapatkan nilai tinggi dalam seleksi CPNS itu, tidak lolos, tetapi justru yang nilai rendah diangkat,“Selain itu, kenapa porsi yang tamatan SMA, mestinya anak-anak Pegunungan Bintang yang diangkat, karena disisi lain anak Pegunungan Bintang belum bisa. Artinya, tidak boleh ditinggalkan seperti itu. Begitu juga nama dari awal keluar, tapi begitu pengumuman tidak ada, itu tidak boleh,” ujarnya.
Tarius Mul mempersilahkan orang non Pegunungan Bintang menempati formasi atau jurusan tertentu yang memang tidak ada bagi anak-anak Pegunungan Bintang “Tapi, kenapa banyak anak Pegunungan Bintang yang bisa, kenapa orang luar yang dapat. Ini jelas-jelas permainan BKD Kabupaten Pegunungan Bintang,” tandasnya.
Tarius Mul menilai jika BKD tidak bekerja dengan hati di Pegunungan Bintang dalam pelaksanaan seleksi CPNS formasi tahun 2018,“Bupati harus mengevaluasi kepala BKD Pegunungan Bintang. Kalau tidak, apapun yang terjadi di Pegunungan Bintang, ya tanggungjawab teman-teman BKD, kenapa sampai banyak anak-anak Pegunungan Bintang tidak lolos dalam seleksi CPNS 2018,” pungkasnya. (AW/Tim Humas DPRP)